Strategi Menghadapi Crypto Bear Market di Tahun 2025
2025-11-25
Bittime - Bagi investor berpengalaman, bear market dalam dunia crypto bukanlah fenomena baru. Periode penurunan harga yang panjang memang dapat menekan psikologis, tetapi dengan strategi yang tepat, dampaknya bisa diminimalkan.
Bahkan, beberapa kondisi bear market justru dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pajak yang lebih efisien.
Artikel ini membahas apa itu bear market crypto, alasan terjadinya, durasinya, serta strategi praktis yang dapat membantu investor bertahan—bahkan berkembang—di tengah pasar yang lesu.
Apa Itu Crypto Bear Market?
Dalam pasar tradisional, bear market biasanya merujuk pada penurunan harga lebih dari 20% dari level tertinggi sebelumnya. Namun, definisi ini kurang relevan untuk crypto karena volatilitas yang tinggi membuat aset digital sering bergerak naik turun secara ekstrem.
Untuk konteks crypto, bear market lebih tepat digambarkan sebagai periode yang berlangsung lama—umumnya minimal 3 bulan—di mana harga cenderung menurun, sentimen pasar melemah, dan tekanan jual lebih besar dibandingkan permintaan.
Kombinasi faktor tersebut menghasilkan tren penurunan yang konsisten.
Baca juga: Bear Market, Focus Portfolio on Bitcoin and Ethereum Asset Merger
Apakah Kita Sedang Mengalami Bear Market di 2025?
Tahun 2022 dan 2023 jelas merupakan fase bear market bagi pasar crypto. Namun, sepanjang 2024, banyak aset besar mulai pulih.
Apakah tren ini akan bertahan di 2025 masih belum pasti. Pasar dapat bergerak stabil apabila permintaan meningkat, atau sebaliknya kembali jatuh jika tekanan jual bertambah.
Singkatnya, kondisi pasar saat ini masih dapat berubah dengan cepat.
Baca juga : Apa Itu Cycle Tops di Bitcoin dan Crypto?
Mengapa Crypto Bear Market Terjadi?
Bear market crypto dapat dipicu oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Beberapa penyebab paling umum meliputi:
1. Leverage berlebihan
Data dari CryptoQuant menunjukkan leverage BTC sempat mencapai rekor tinggi. Ketika investor menggunakan terlalu banyak utang untuk membuka posisi, volatilitas meningkat dan risiko likuidasi massal pun membesar.
2. Kekurangan likuiditas
Saat posisi leverage dilikuidasi atau investor besar (whale) menjual aset, pasar dibanjiri suplai. Hal ini menekan harga karena permintaan tidak mampu menyerap penjualan tersebut.
3. Regulasi baru
Kebijakan baru sering memicu ketidakpastian. Contohnya, larangan mining di Tiongkok pada 2021 dan kekhawatiran investor AS terhadap aturan pajak serta regulasi baru yang mempengaruhi aktivitas investasi crypto.
4. Sentimen Pasar Saham
Walaupun sering dianggap tidak berkorelasi, kenyataannya banyak investor bergerak di pasar saham dan crypto secara bersamaan. Ketika pasar saham tertekan oleh inflasi atau kebijakan moneter, efeknya sering menular ke crypto.
5. Pengaruh Influencer
Tokoh seperti Elon Musk pernah mengguncang pasar hanya dengan satu tweet. Walaupun dampaknya kini berkurang, promosi token oleh selebritas tertentu masih bisa memicu volatilitas.
6. Keamanan Blockchain
Peretasan bursa atau temuan celah keamanan pada jaringan membuat investor panik dan buru-buru menjual asetnya, memperparah kondisi pasar.
Baca juga : Strategi Trading Kripto buat Pemula, Jangan Lakuin Ini!
Berapa Lama Bear Market Crypto Berlangsung?
Memperkirakan durasi bear market dalam crypto adalah tantangan besar karena industri ini masih relatif muda. Namun, analisis historis menunjukkan BTC rata-rata memerlukan sekitar 1.000 hari untuk kembali pulih setelah fase penurunan besar.
Namun gambaran umum tetap penting: meskipun BTC turun dari rekor tertinggi, harganya masih jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Bagi investor jangka panjang, penurunan harga seringkali hanyalah bagian dari siklus normal.
Baca juga : Strategi Anti-Fraud: Panduan Lengkap dan 4 Pilar Utamanya
Strategi Menghadapi Crypto Bear Market
Bear market pertama sering terasa menegangkan, terutama bagi mereka yang membeli saat harga sedang tinggi. Tetapi bagi investor berpengalaman, bear market sering dilihat sebagai kesempatan.
Berikut beberapa strategi yang umum digunakan:
1. Buy the Dip
Strategi paling populer adalah membeli saat harga turun. Banyak investor menyimpan cadangan stablecoin atau fiat untuk melakukan pembelian ketika aset crypto mengalami koreksi signifikan. Ketika harga pulih, potensi keuntungan akan lebih besar.
2. Gunakan Dollar-Cost Averaging (DCA)
Alih-alih membeli di satu titik, DCA membagi modal menjadi beberapa bagian kecil dan membeli secara bertahap. Ini membantu mengurangi risiko membeli terlalu cepat sebelum harga benar-benar menyentuh titik terendah.
3. Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya menggantungkan harapan pada satu aset. Meskipun BTC dan ETH mungkin turun, beberapa aset lain kadang justru naik di periode bearish. Kuncinya adalah memilih proyek dengan fundamental kuat berdasarkan riwayat harga, roadmap, dan potensi pasar.
4. Gunakan Indikator Teknis
Analisis teknikal membantu menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjual. Indikator yang sering digunakan antara lain:
• Bitcoin dominance
• Moving average (MA 20, 50, 200)
• Relative Strength Index (RSI)
Dengan indikator tersebut, investor dapat memperkirakan tren jangka pendek dan panjang.
5. Staking untuk Pendapatan Pasif
Jika strategi Anda adalah hold jangka panjang, staking dapat menjadi cara untuk tetap memperoleh penghasilan meski harga sedang jatuh. Pilih platform terpercaya dan hindari proyek yang menawarkan imbal hasil tidak realistis.
6. Pertimbangkan Derivatif (Untuk Investor Ahli)
Futures, options, dan margin trading dapat membantu melindungi portofolio atau bahkan menghasilkan keuntungan saat harga turun. Namun strategi ini hanya cocok bagi investor berpengalaman karena resikonya sangat tinggi.
7. Manfaatkan Tax-Loss Harvesting
Di beberapa negara seperti AS, kerugian crypto dapat digunakan untuk mengurangi pajak capital gain. Aturan wash sale belum berlaku untuk crypto, sehingga investor dapat menjual aset yang sedang rugi dan membelinya kembali tanpa pelanggaran aturan pajak.
8. Tetap Tenang dan HODL
Panik saat harga jatuh sering berujung pada keputusan yang salah. Bear market adalah bagian dari siklus. Dengan strategi yang matang dan manajemen risiko yang baik, investor dapat melewati fase ini dengan lebih tenang.
Baca juga : Strategi Treasury Crypto Peter Thiel vs Michael Saylor
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
FAQ
Apa itu bear market?
Bear market adalah kondisi pasar turun panjang dengan sentimen negatif kuat.
Bagaimana cara bertahan di bear market?
Gunakan manajemen risiko ketat dan hindari overtrading.
Apakah bisa profit saat bear market?
Bisa, dengan strategi seperti shorting atau DCA.
Apakah DCA efektif di bear market?
Ya, karena harga biasanya lebih murah dan stabil menurun.
Apa risiko terbesar di bear market?
FOMO saat relief rally dan menjual terlalu cepat karena panik.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.





