Transaksi Kripto Indonesia Turun Lebih dari 24%, Apa Penyebabnya?
2025-12-20
Bittime - Menjelang penutupan tahun, pasar aset digital di Tanah Air bergerak lebih pelan dari biasanya. Otoritas Jasa Keuangan mencatat nilai transaksi kripto pada November 2025 sebesar Rp 37,20 triliun. Angka ini turun 24,53% dibandingkan Oktober 2025 yang masih berada di level Rp 49,29 triliun.
Penurunan tersebut menegaskan bahwa transaksi kripto di Indonesia turun signifikan menjelang akhir tahun, mengikuti dinamika pasar global yang sedang bergejolak.
Meski begitu, secara kumulatif sepanjang 2025, nilai transaksi kripto masih terbilang besar. Total transaksi kripto year to date mencapai Rp 446,77 triliun.
Angka ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap aset kripto belum benar benar surut, meskipun aktivitasnya melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Dibanding Tahun Lalu, Aktivitas Kripto Melemah
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, tren penurunan terlihat semakin jelas. Pada Januari hingga November 2024, total nilai transaksi kripto tercatat mencapai Rp 556,53 triliun.
Artinya, sepanjang 2025 terjadi penurunan sekitar Rp 109,76 triliun atau setara 19,72% secara tahunan.
Kondisi ini menandakan bahwa transaksi kripto dalam negeri tidak hanya terdampak faktor musiman, tetapi juga tekanan eksternal yang memengaruhi sentimen investor.
Banyak pelaku pasar memilih untuk menahan diri dan mengamati arah pergerakan harga sebelum kembali aktif bertransaksi.
Baca juga: Prediksi Harga Ethereum (ETH) 2026: Prospek Jangka Panjang
Harga Bitcoin dan Faktor Global Jadi Pemicu

Dilansir dari Liputan6, pelemahan transaksi kripto sejalan dengan koreksi harga Bitcoin yang cukup dalam. Pada November 2025, harga Bitcoin terkoreksi lebih dari 17% dan diperkirakan menjadi salah satu bulan terburuk sepanjang tahun.
Koreksi ini dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari arus keluar dana ETF Bitcoin, melemahnya minat investor institusional, hingga tekanan jual dari investor jangka pendek.
Situasi global turut memperparah kondisi pasar, terutama setelah pemerintah Amerika Serikat memperluas kebijakan tarif terhadap China pada Oktober 2025.
Kebijakan tersebut memicu penilaian ulang risiko di pasar keuangan global. Volatilitas pun berlanjut hingga November.
Hal ini diperburuk oleh penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang memecahkan rekor, sehingga likuiditas di pasar keuangan menjadi lebih ketat. Dampaknya ikut terasa pada pasar kripto, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Prediksi Harga VOOI dan Dampak Listing Binance Alpha
Investor Domestik Pilih Menunggu
Selain faktor makroekonomi, arus dana institusional juga menunjukkan pelemahan. Data SoSo Value mencatat ETF Bitcoin di Amerika Serikat mengalami arus keluar dana sebesar US$3,48 miliar sepanjang November 2025. Ini menjadi arus keluar bulanan terbesar kedua sejak ETF Bitcoin diluncurkan pada 2024.
Kondisi tersebut memengaruhi psikologi investor domestik. Banyak investor memilih bersikap wait and see, terutama menjelang musim liburan akhir tahun dan perayaan Natal.
Sikap ini membuat volume transaksi kripto di Indonesia turun, meskipun minat terhadap aset digital secara umum masih terjaga.
Calvin menilai koreksi pasar sebagai bagian wajar dari siklus industri kripto. Menurutnya, fase seperti ini justru menguji kedewasaan pasar dan cara investor menyikapi risiko dengan lebih bijak.
Baca juga: Mengapa Harga Bitcoin Turun Desember 2025? Ini Faktor Utama yang Menekan BTC
Prospek Transaksi Kripto ke Depan
Penurunan transaksi kripto Indonesia turun lebih dari 24% memang menjadi catatan penting bagi industri. Namun, kondisi ini tidak serta merta mencerminkan melemahnya fundamental pasar.
Banyak pengamat menilai bahwa minat terhadap aset kripto tetap kuat, hanya saja investor sedang menyesuaikan strategi di tengah tekanan global.
Dengan dukungan regulasi yang semakin jelas dan inovasi layanan dari pelaku industri, transaksi kripto di Indonesia masih memiliki ruang untuk kembali tumbuh ketika sentimen pasar membaik.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
FAQ
Apa penyebab utama transaksi kripto Indonesia turun?
Penurunan dipicu oleh koreksi harga Bitcoin, arus keluar dana ETF, melemahnya minat institusional, serta tekanan ekonomi global.
Berapa penurunan transaksi kripto pada November 2025?
Nilai transaksi turun 24,53% dari Rp 49,29 triliun pada Oktober menjadi Rp 37,20 triliun pada November 2025.
Apakah minat masyarakat terhadap kripto menurun?
Minat masih ada, namun banyak investor memilih menunggu karena kondisi pasar yang volatil dan mendekati akhir tahun.
Bagaimana upaya pelaku industri menghadapi kondisi ini?
Salah satunya dengan meningkatkan kemudahan akses transaksi, seperti menyediakan fitur deposit yang lebih praktis untuk menjaga likuiditas pasar.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.




