Prediksi IHSG Paska Purbaya Efek & FOMC The Fed, Moncer atau Ambles?

2025-09-16

Prediksi IHSG Paska Purbaya Efek & FOMC The Fed, Moncer atau Ambles

Pasar saham Indonesia kembali menjadi sorotan setelah muncul dua katalis besar, yaitu kebijakan penempatan dana pemerintah di perbankan (dikenal sebagai Purbaya Efek) serta keputusan The Federal Reserve (The Fed) dalam rapat FOMC.

Kombinasi faktor domestik dan global ini dinilai akan memengaruhi arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam waktu dekat. Banyak analis memperkirakan IHSG akan memasuki tren positif, meskipun tetap ada risiko yang perlu dicermati.

Kita akan mengulas prediksi IHSG, sektor unggulan, serta potensi tantangan yang bisa muncul.

Baca Juga: Mengenal Crypto Lending: Bunga, Kolateral & Cara Pinjam yang Benar

Sentimen Domestik: Purbaya Efek dan Likuiditas Bank

Sentimen Domestik Purbaya Efek dan Likuiditas Bank

Penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di lima bank BUMN menjadi kabar utama di pasar. Dana tersebut tersebar ke Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI dalam bentuk deposito on call.

Langkah ini diharapkan memperkuat likuiditas perbankan dan mendukung ekspansi kredit sektor riil.

Kebijakan ini memberi sentimen positif pada saham-saham perbankan. Investor melihat adanya peluang turunnya biaya dana, sehingga margin perbankan lebih sehat. Hal ini bisa mendorong kenaikan harga saham bank besar dan berpotensi menjadi motor penggerak IHSG dalam jangka pendek.

Namun, analis juga menekankan bahwa langkah ini bukan solusi tunggal. Bank tetap harus berhati-hati dalam ekspansi kredit dan menjaga kualitas aset.

Dengan kombinasi kebijakan fiskal dan moneter, Purbaya Efek bisa menjadi katalis penting bagi penguatan IHSG di paruh kedua September 2025.

Sentimen Global: FOMC dan Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed

Dari sisi global, pasar menunggu hasil rapat FOMC The Fed pada 16–17 September 2025. Ekspektasi yang berkembang adalah penurunan suku bunga acuan setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan pelemahan.

Tingkat pengangguran yang naik serta perlambatan pertumbuhan lapangan kerja memberi alasan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Jika The Fed benar menurunkan suku bunga, dampaknya akan signifikan bagi pasar berkembang termasuk Indonesia. Arus modal asing berpotensi kembali masuk, nilai dolar AS bisa melemah, dan harga emas cenderung naik.

Situasi ini memberi dorongan tambahan pada IHSG yang sudah mendapat sokongan dari faktor domestik.

Meski begitu, risiko volatilitas tetap ada. Pasar global masih sensitif terhadap perkembangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi. Investor disarankan memantau rilis resmi FOMC untuk melihat arah pasar yang lebih jelas.

Baca Juga: 7 Cara Trading Crypto Jitu untuk Pemula, Lengkap dengan Tips dan Trik-nya

Sektor-Sektor Unggulan dan Potensi Pertumbuhan IHSG

Sejumlah sektor dinilai berpotensi menopang pergerakan IHSG pekan ini. Saham perbankan jelas menjadi primadona berkat suntikan dana pemerintah. Selain itu, sektor infrastruktur juga menunjukkan penguatan seiring rencana pemerintah mempercepat proyek pembangunan dan memberi subsidi tambahan untuk hotel dan restoran.

Sektor konsumen nonprimer juga mendapat sentimen positif dari program bantuan pemerintah. Subsidi sosial, perpanjangan bantuan pangan, serta program tunai diyakini menjaga daya beli masyarakat. Hal ini akan berdampak pada penjualan barang konsumsi dan ritel.

Sementara itu, emas dan komoditas bisa menjadi pilihan defensif. Jika The Fed menurunkan suku bunga, harga emas berpeluang naik, memberi keuntungan pada emiten pertambangan emas. Dengan kombinasi sektor keuangan, infrastruktur, dan komoditas, IHSG berpeluang melanjutkan tren positif meskipun ada tekanan di sektor kesehatan dan industri.

Cara Beli NEW.webp

Kesimpulan

Prediksi IHSG paska Purbaya Efek dan FOMC The Fed cenderung optimistis. Penempatan dana pemerintah di bank BUMN memperkuat likuiditas domestik, sementara potensi penurunan suku bunga The Fed memberi peluang masuknya modal asing. Sektor perbankan, infrastruktur, konsumen, dan komoditas menjadi sorotan utama.

Bagi investor, momen ini bisa dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan risiko nilai tukar dan volatilitas global. Diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi utama agar investasi lebih aman.

Ingin mulai memanfaatkan peluang pasar? Mulailah trading di Bittime Exchange atau ikuti update terbaru seputar ekonomi dan crypto di Bittime Blog.

FAQ

Apa itu Purbaya Efek?

Istilah ini merujuk pada kebijakan pemerintah menempatkan Rp200 triliun di bank BUMN untuk memperkuat likuiditas.

Bagaimana FOMC The Fed memengaruhi IHSG?

Jika The Fed menurunkan suku bunga, modal asing bisa masuk ke Indonesia dan mendukung penguatan IHSG.

Sektor apa yang berpotensi naik?

Sektor perbankan, infrastruktur, konsumen nonprimer, dan komoditas seperti emas diprediksi menguat.

Apakah IHSG pasti naik pekan ini?

Tidak ada kepastian, namun kombinasi faktor domestik dan global memberi peluang penguatan.

Apa strategi terbaik bagi investor?

Diversifikasi portofolio, memantau berita ekonomi, dan fokus pada saham sektor unggulan.

Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.

Campaign Deposit Trade
Auto Earn Ramadan

Blog Bittime

Apa itu irys (IRYS)?
Apa itu irys (IRYS)?

Penjelasan singkat tentang Irys IRYS, fungsi, dan keunikannya sebagai datachain.

2025-12-04Baca