Mengenal Crypto Lending: Bunga, Kolateral & Cara Pinjam yang Benar
2025-09-15
Bittime - Crypto lending menjadi salah satu inovasi penting dalam ekosistem keuangan digital.
Jika di dunia tradisional kita mengenal bank sebagai pihak yang memberikan pinjaman dengan bunga, maka di dunia aset digital proses ini berjalan melalui platform crypto lending.
Baik berbasis CeFi (Centralized Finance) maupun DeFi (Decentralized Finance), layanan ini memberi peluang bagi investor untuk mendapatkan penghasilan pasif sekaligus memberi akses pinjaman bagi pengguna lain.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif mulai dari apa itu crypto lending, cara pinjam di crypto lending, bunga pinjaman kripto, jaminan kolateral crypto, hingga risikonya.
Apa Itu Crypto Lending?
Crypto lending adalah layanan yang memungkinkan pemilik aset digital meminjamkan kripto mereka kepada pihak lain untuk mendapatkan imbalan bunga.
Di sisi lain, peminjam dapat memperoleh likuiditas tanpa harus menjual aset yang mereka miliki.
- Lender: Menyetorkan aset kripto ke platform.
- Borrower: Menyerahkan jaminan kolateral crypto untuk memperoleh pinjaman, biasanya dalam bentuk stablecoin.
- Platform: Menjadi penghubung dan memastikan transaksi berjalan aman.
Proses ini sering disebut sebagai pinjaman berbasis aset digital, di mana aset kripto tetap dimiliki pengguna, namun sementara dikunci sebagai jaminan.
Baca Juga: Apa Itu Equity? 3 Equity Saham di Indonesia: BBRI, BBCA, ANTAM
Cara Pinjam di Crypto Lending
Bagi pengguna baru, cara pinjam di crypto lending cukup sederhana:
- Mendaftar di platform crypto lending Indonesia atau global.
- Menyetor aset digital sebagai kolateral, misalnya ETH atau BTC.
- Platform menentukan Loan-to-Value (LTV), misalnya 50–70%. Jika jaminan senilai $1.000, maka pinjaman yang bisa didapat sekitar $500–$700.
- Pinjaman cair dalam bentuk stablecoin (USDT, USDC) atau aset lain sesuai pilihan.
- Pembayaran pinjaman dilakukan sesuai tenor dan bunga yang berlaku. Setelah lunas, aset jaminan dikembalikan.
Bunga Pinjaman Kripto & Jaminan Kolateral Crypto
Salah satu daya tarik utama adalah bunga pinjaman kripto yang bisa lebih tinggi daripada bunga tabungan bank tradisional.
- Bunga untuk lender: biasanya berkisar antara 5%–12% per tahun, tergantung aset dan platform.
- Bunga untuk borrower: lebih rendah daripada bunga pinjaman tanpa agunan, karena adanya jaminan kolateral crypto.
Kolateral berfungsi sebagai pengaman. Jika harga aset turun drastis hingga melewati ambang batas LTV, maka platform bisa melakukan likuidasi otomatis untuk melindungi lender.
Baca Juga: 7 Cara Trading Crypto Jitu untuk Pemula, Lengkap dengan Tips dan Trik-nya
Diferensiasi CeFi vs DeFi Lending
Dalam dunia crypto lending, ada dua model besar yang berkembang:
- CeFi (Centralized Finance)
Dikelola perusahaan terpusat, misalnya BlockFi, Celsius, atau exchange seperti Binance. Pengguna mempercayakan asetnya kepada pihak ketiga. - DeFi (Decentralized Finance)
Berbasis smart contract, contoh: Aave, Compound, Maker. Transaksi berlangsung otomatis tanpa perantara, lebih transparan namun tetap ada risiko teknis.
Keduanya menawarkan manfaat dan tantangan berbeda. CeFi lebih mudah digunakan untuk pemula, sedangkan DeFi memberi kontrol penuh bagi pengguna.
Risiko Crypto Lending
Meski menjanjikan, ada beberapa risiko crypto lending yang perlu dipahami:
- Fluktuasi harga kripto: bisa memicu likuidasi paksa jika nilai kolateral jatuh.
- Risiko platform: baik CeFi maupun DeFi rentan terhadap kebangkrutan, peretasan, atau bug smart contract.
- Regulasi: di Indonesia, crypto lending masih tergolong baru sehingga aturan hukumnya belum sepenuhnya jelas.
Dengan memahami risiko ini, pengguna bisa lebih bijak memilih platform crypto lending Indonesia maupun global.
Baca Juga: Apa itu Desentralisasi dalam Blockchain? Ini Arti dan Contohnya!
Peluang Crypto Lending di Indonesia
Indonesia dengan tingkat adopsi kripto yang terus meningkat memiliki potensi besar. Banyak pelaku UMKM dan individu yang belum memiliki akses kredit perbankan bisa memanfaatkan pinjaman berbasis aset digital ini.
Namun, tantangannya ada pada literasi keuangan digital dan regulasi. Perlu adanya edukasi mengenai cara pinjam di crypto lending yang benar, serta perlindungan hukum bagi lender maupun borrower.
Kesimpulan
Crypto lending merupakan salah satu pilar penting dalam ekosistem keuangan berbasis blockchain.
Dengan memahami apa itu crypto lending, bunga pinjaman kripto, jaminan kolateral crypto, risiko, serta perbedaan CeFi dan DeFi, investor dan pengguna bisa lebih percaya diri dalam memanfaatkan peluang ini.
Bagi masyarakat Indonesia, crypto lending bisa menjadi solusi alternatif untuk akses pinjaman, namun harus diiringi dengan edukasi, regulasi, dan pemahaman risiko yang matang.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
FAQ
Apa itu crypto lending?
Crypto lending adalah layanan meminjamkan aset kripto kepada pihak lain dengan bunga, menggunakan aset digital sebagai jaminan.
Bagaimana cara pinjam di crypto lending?
Pengguna harus menyetor aset digital sebagai kolateral, lalu platform mencairkan pinjaman dalam bentuk stablecoin atau kripto lain.
Apa risiko crypto lending?
Risiko utamanya meliputi fluktuasi harga kripto, likuidasi paksa, kegagalan platform, hingga regulasi yang belum jelas.
Apa perbedaan CeFi dan DeFi dalam crypto lending?
CeFi dijalankan oleh perusahaan terpusat, sedangkan DeFi berbasis smart contract yang lebih transparan dan otomatis.
Apakah crypto lending tersedia di Indonesia?
Ya, meski masih terbatas. Beberapa exchange lokal mulai mengembangkan layanan pinjaman berbasis aset digital.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.




