Sidra Chain vs Islamic Coin: Siapa Pemimpin Blockchain Syariah Berikutnya?
2025-09-04
Bittime - Pasar keuangan Islam bernilai lebih dari $4 triliun dan terus tumbuh, membuka peluang besar bagi aset digital yang sesuai syariah. Dua nama yang menonjol dalam arena ini adalah Sidra Chain dan Islamic Coin (ISLM).
Keduanya hadir dengan misi yang sama, yaitu menghadirkan infrastruktur blockchain halal yang selaras dengan prinsip syariah.
Namun, perbedaan dalam pendekatan, ekosistem, serta strategi ekspansi menjadikan kompetisi keduanya menarik untuk dianalisis
Sidra Chain: Blockchain Syariah dengan Fokus Infrastruktur
Sidra Chain dirancang sebagai blockchain syariah-compliant dengan fokus pada integrasi ekosistem digital halal.
Jaringan ini menempatkan dirinya bukan sekadar sebagai aset crypto, tetapi sebagai infrastruktur yang dapat dipakai oleh berbagai proyek berbasis syariah, mulai dari DeFi halal, NFT Islami, hingga tokenisasi aset riil.
- Nilai tambah utama: Skalabilitas tinggi dan kepatuhan syariah yang diaudit.
- Visi: Menjadi fondasi teknologi bagi adopsi crypto halal di pasar global.
- Posisi pasar: Masih dalam tahap pengembangan ekosistem, tetapi potensinya besar karena menyasar pangsa yang belum banyak digarap.
Baca juga: Sidra Chain: Blockchain Syariah untuk Keuangan Desentralisasi
Islamic Coin: Pionir dengan Dukungan Besar
Islamic Coin (ISLM) lebih dulu populer dengan branding kuat sebagai crypto syariah pertama yang meraih sorotan global. ISLM berjalan di atas blockchain HAQQ, dengan penekanan pada sustainability dan mekanisme distribusi keuntungan ke komunitas Muslim.
- Nilai tambah utama: Dana abadi komunitas (Evergreen DAO) yang mengalokasikan sebagian keuntungan untuk tujuan sosial.
- Visi: Menjadi crypto syariah global yang menggabungkan profitabilitas dan keberlanjutan.
- Posisi pasar: Lebih mapan, dengan dukungan investor institusional dan kemitraan strategis.

Perbandingan Strategi Ekosistem
Meski sama-sama berorientasi pada kepatuhan syariah, Sidra Chain dan Islamic Coin menempuh jalur yang berbeda.
- Sidra Chain: Fokus pada teknologi blockchain sebagai infrastruktur yang bisa dipakai oleh berbagai aplikasi halal.
- Islamic Coin: Lebih menekankan ekosistem finansial dan sosial, dengan skema filantropi bawaan untuk memperkuat daya tarik komunitas.
Hal ini membuat Sidra Chain lebih menarik untuk developer dan proyek baru, sementara Islamic Coin lebih populer di kalangan investor ritel dan komunitas Muslim global.
Baca juga: Cara Menggunakan Sidra Chain
Peluang dan Tantangan di Pasar
Menurut data IBS Intelligence, potensi pasar untuk crypto syariah sangat besar karena penetrasi digital finance di negara-negara Muslim masih rendah.
- Peluang Sidra Chain: Menjadi tulang punggung teknis untuk aplikasi halal, mirip dengan cara Ethereum mendukung ribuan dApp.
- Peluang Islamic Coin: Menguatkan posisi sebagai alat transaksi halal lintas negara.
Namun, tantangan besar bagi keduanya adalah adopsi massal dan regulasi. Pasar Muslim sangat beragam, dan setiap negara memiliki aturan yang berbeda dalam hal keuangan Islam maupun crypto.
Siapa yang Berpotensi Memimpin?
Jika dilihat dari popularitas saat ini, Islamic Coin lebih unggul karena telah lebih dikenal secara global.
Namun, Sidra Chain memiliki keunggulan jangka panjang karena modelnya sebagai infrastruktur memungkinkan pertumbuhan ekosistem lebih luas.
Dengan kata lain, Islamic Coin mungkin akan menjadi pionir dalam brand adoption, sedangkan Sidra Chain bisa menjadi pemimpin dalam teknologi dan keberlanjutan ekosistem.
Baca juga: Apakah Sidra Chain Scam? Simak Penjelasannya!
Kesimpulan
Sidra Chain dan Islamic Coin sama-sama memiliki peran penting dalam membentuk masa depan blockchain syariah.
Islamic Coin unggul dalam adopsi komunitas dan branding, sementara Sidra Chain berpotensi memimpin dalam aspek teknis dan skalabilitas.
Pasar keuangan Islam bernilai $4 triliun siap menjadi arena besar bagi keduanya—dan mungkin keduanya akan berbagi peran: satu sebagai crypto halal paling dikenal, dan yang lain sebagai infrastruktur halal utama.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
FAQ
Apa itu Sidra Chain?
Sidra Chain adalah blockchain syariah-compliant yang dirancang untuk mendukung aplikasi halal seperti DeFi, NFT Islami, dan tokenisasi aset riil.
Apa itu Islamic Coin?
Islamic Coin (ISLM) adalah cryptocurrency berbasis blockchain HAQQ dengan mekanisme distribusi keuntungan untuk komunitas Muslim melalui Evergreen DAO.
Apa perbedaan utama Sidra Chain dan Islamic Coin?
Sidra Chain lebih fokus pada infrastruktur blockchain untuk aplikasi halal, sedangkan Islamic Coin lebih menekankan pada ekosistem finansial dan komunitas.
Mana yang lebih potensial untuk jangka panjang?
Islamic Coin saat ini lebih populer, namun Sidra Chain memiliki keunggulan teknis yang berpotensi menjadikannya pemimpin ekosistem blockchain syariah di masa depan.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.




