Apa Itu FOMO Crypto? Survei Terbaru Ungkap Tren Ini!
2025-09-29
Bittime - Dalam dunia investasi kripto, istilah FOMO (Fear of Missing Out) menjadi fenomena yang sangat sering dibicarakan.
FOMO menggambarkan rasa takut investor melewatkan peluang besar, terutama ketika harga aset digital mengalami lonjakan. Fenomena ini mendorong banyak orang untuk masuk pasar tanpa strategi matang, yang pada akhirnya dapat berisiko tinggi.
Data terbaru dari CoinGecko, salah satu platform agregasi data kripto terbesar, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana FOMO membentuk perilaku investor baru.
Menariknya, survei ini memperlihatkan tren unik di mana Bitcoin bukan lagi pintu masuk utama ke dunia kripto.
Apa Itu FOMO Crypto?
FOMO crypto adalah kondisi psikologis di mana investor merasa khawatir kehilangan kesempatan ketika harga aset kripto naik tajam.
Biasanya, FOMO memicu pembelian impulsif tanpa riset mendalam. Dalam konteks pasar kripto yang sangat fluktuatif, FOMO bisa menjadi pedang bermata dua: mendatangkan keuntungan besar, tetapi juga kerugian signifikan.
Fenomena ini tidak hanya berlaku bagi pemula, melainkan juga investor berpengalaman yang terpengaruh oleh tren pasar, media sosial, atau rekomendasi komunitas.
Baca Juga: Apa Itu FOMO dalam Dunia Cryptocurrency dan Tips Menghindarinya
Investor Baru Tidak Selalu Pilih Bitcoin
Menurut survei terbaru CoinGecko terhadap 2.549 partisipan, hanya 55% investor baru yang memilih Bitcoin sebagai bagian awal portofolio mereka.
Angka ini menandakan bahwa Bitcoin tidak lagi dianggap sebagai pintu masuk utama ke dunia kripto, melainkan hanya salah satu opsi di antara banyak aset lain.
Menariknya, 37% responden justru masuk melalui memecoin atau altcoin dengan harga unit lebih rendah dan komunitas yang lebih aktif.
Hal ini menunjukkan bahwa investor pemula cenderung tertarik pada aset dengan daya tarik komunitas dan spekulasi cepat, ketimbang aset mapan seperti Bitcoin.
Source: Coingecko
Diversifikasi Pasar Kripto: Dari Bitcoin ke Memecoin
Hank Huang, CEO Kronos Research, menyoroti bahwa investor yang menghindari Bitcoin biasanya tertarik pada biaya unit rendah dan komunitas yang lebih kuat di sekitar altcoin atau memecoin.
Tren ini mencerminkan kematangan pasar kripto, di mana diversifikasi semakin dominan. Sementara itu, analis lain menegaskan bahwa Bitcoin tetap menjadi patokan utama dalam ekosistem kripto.
Namun, kenaikan harga memecoin dan altcoin sering kali melampaui performa Bitcoin dalam jangka pendek, mendorong munculnya FOMO di kalangan investor baru.
Baca Juga: 30 Istilah Kata Slang Crypto yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Main Kripto
FOMO dan Psikologi Investor Kripto
Fenomena FOMO dalam kripto sangat erat kaitannya dengan psikologi pasar. Ketika harga Bitcoin menembus rekor baru, misalnya $124.000 pada Agustus 2025, banyak investor merasa menyesal tidak membeli lebih awal.
Perasaan ini mendorong mereka mencari aset “lebih murah” seperti Solana (SOL), Ethereum (ETH), atau memecoin populer.
Tom Bruni dari Stocktwits menekankan bahwa banyak investor memilih altcoin bukan hanya karena potensi keuntungan, tetapi juga karena merasa harga Bitcoin sudah “terlalu tinggi” untuk dimasuki.
Di sinilah FOMO memainkan peran besar dalam mendorong arus modal ke aset alternatif.
Masa Depan Bitcoin dan FOMO di Era Diversifikasi
Meskipun minat terhadap altcoin dan memecoin meningkat, para analis percaya bahwa Bitcoin tidak akan kehilangan relevansinya.
Sama seperti emas di pasar tradisional, Bitcoin tetap menjadi acuan stabil dalam portofolio kripto global.
Jonathan Miller dari Kraken menambahkan bahwa meski investor baru kini lebih beragam, pada akhirnya banyak dari mereka akan kembali ke Bitcoin karena reputasinya sebagai aset kripto paling sehat.
Dengan kata lain, FOMO mungkin mendorong investor ke berbagai arah, tetapi Bitcoin masih berperan sebagai jangkar utama pasar.
Baca Juga: Apakah Crypto Itu Judi? Memahami Perbedaan, Persamaan, dan Risiko
Kesimpulan
Fenomena FOMO crypto bukan sekadar istilah populer, melainkan gambaran nyata psikologi investor kripto global.
Survei terbaru CoinGecko menegaskan bahwa investor baru kini lebih beragam, dengan hanya 55% yang memilih Bitcoin sebagai langkah awal.
Sementara itu, daya tarik memecoin, altcoin, dan tren komunitas terus mendorong masuknya investor baru ke pasar.
Namun, dalam jangka panjang, Bitcoin tetap memiliki posisi istimewa. FOMO mungkin mengarahkan arus modal ke berbagai aset, tetapi Bitcoin akan terus menjadi standar yang menyeimbangkan pasar.
Cara Beli Crypto di Bittime
Ingin trading jual beli Bitcoin dan investasi crypto dengan mudah? Bittime siap membantu! Sebagai exchange crypto Indonesia yang terdaftar resmi di Bappebti, Bittime memastikan setiap transaksi aman dan cepat.
Mulai dengan registrasi dan verifikasi identitas, lalu lakukan deposit minimal Rp10.000. Setelah itu, kamu bisa langsung beli aset digital favoritmu!
Cek kurs BTC to IDR, ETH to IDR, SOL to IDR dan aset kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Selain itu, kunjungi Bittime Blog untuk mendapatkan berbagai update menarik dan informasi edukatif seputar dunia crypto. Temukan artikel terpercaya tentang Web3, teknologi blockchain, dan tips investasi aset digital yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan kamu dalam dunia kripto.
FAQ
Apa itu FOMO dalam crypto?
FOMO crypto adalah rasa takut kehilangan kesempatan investasi ketika harga aset kripto naik, yang mendorong pembelian impulsif.
Apa temuan utama survei CoinGecko terbaru?
Hanya 55% investor baru memilih Bitcoin, sementara 37% lebih tertarik pada memecoin dan altcoin murah.
Mengapa investor baru lebih suka memecoin daripada Bitcoin?
Memecoin dianggap lebih terjangkau, memiliki komunitas kuat, serta menawarkan potensi spekulasi jangka pendek.
Apakah Bitcoin masih relevan di tengah tren FOMO?
Ya. Meskipun altcoin dan memecoin populer, Bitcoin tetap menjadi acuan utama dan aset paling stabil dalam jangka panjang.
Disclaimer: Pandangan yang diungkapkan secara eksklusif milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan platform ini. Platform ini dan afiliasinya menolak segala tanggung jawab atas keakuratan atau kesesuaian informasi yang disediakan. Ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan saran keuangan atau investasi.






